Rabu, 22 Juni 2016

Sejarah Pemugaran Makam Karomah Syeh Maulana Nurul Duhur.

Makam Sohibul Karomah Syeh Maulana Nurul Duhur Waliyullah ( Mbah Duhur ) dipugar pada tahun 2015,walaupun demikian sebenarnya sudah sekitar 10 tahun sebelumnya makam Mbah Duhur sudah di rawat oleh masyarakat setempat sebagai tempat yang dikeramatkan.
Sebelum dirawat dulunya adalah sebuah tempat makam yang sangat rimbun tak terurus,sio dan sangat angker,tidak setiap orang berani menginjakkan kakinya ditempat tersebut,hanya orang-orang bernyali tinggi yang mau masuk ke wilayah makam tersebut sehingga areal makam tersebut tidak begitu diutamakan oleh masyarakat setempat bahkan dirawat atau di bersihkan pun tidak,masyarakat lebih memilih memakamkan ahlinya ditempat pemakaman yang lain dari pada di tempat pemakaman tersebut dan hanya orang-orang tertentu saja yang mau memakamkan keluarganya di tempat yang sekarang sudah menjadi Obyek Wisata Religi atau tempat berziarah Wali Kebumen bagi Umat Muslim di Kebumen maupun luar Kebumen juga sudah banyak yang berziarah ke Makam Waliyullah Syeh Maulana Nurul Duhur ( Mbah Duhur ) tersebut.
Awal mula diketahuinya di tempat makam itu merupakan makam leluhur yang mulia,seorang sohibul karomah Syeh Maulana Nurul Duhur ( Mbah Duhur ) adalah ceriteranya sebagai berikut :
Pada tahun 2004/2005 Warga RT.01-02 RW-IV Desa Entak,Ambal,Kebumen berinisiatif membangun sebuah tempat ibadah berupa Masjid diatas Tanah Wakaf dari seorang warga bernama Bapak Panut berdiri atasnama Pamanya ( Mbah Sukimin ) yang sudah wafat menggalkan harta bendanya yang kemudian oleh anak satu-satunya Mbah Sukimin bernama Slamet yang tinggal dikalimantan kemudian menyerahkan penguasaan sebagihan harta Peninggalanya  kepada Bapak Panut ( Anak Keponakan Mbah Sukimin ) yang sudah mengurusi semasa hidupnya,sakit hingga wafatnya Mbah Sukimin bersama istrinya.
Dan sebagihan yang lain lagi agar di Wakafkan sebagai amal jariah bagi Mbah Sukimin bersama Istrinya yang sudah wafat.
Amanah Bapak Slamat di Kalimantan ( Putra satu-satunya Mbah Sukimin ) tersebut disambut hangat oleh Bapak Panut yang ternyata Bapak Panut tidak berharap seberapapun dari harta Peninggalan Mbah Sukimin wazauzatihi hingga kemudian oleh bapak Panut bukanya hanya sebagihan saja yang di Wakafkan tapi semua harta tinggalanya Mbah Sukimin Alm,mulai dari tanah persawahan maupun tanah pekarangan berikut isinya diwakafkan semu sebagai amal jariah bagi Mbah Sukimin sekalian dan ahirnya jadilah sebuah tempat ibadah berupa Masjid yang diberinama Nurul Hidayah.
Hubunganya antara Masjid Nurul Hidayah tersebut dengan Syeh Maulana Nurul Duhur adalah demikian :
Pada waktu pembuatan Masjid tersebut menggunakan bahan bangunannya yang berupa kayu itu memanfaatkan kayu saman raksasa ( besar ) yang tumbuh di atas Makam Mbah Duhur yang mana pohon saman tersebut entah sudah ada sejak kapan,karena orang tua pada saat itu tidak ada yang mengetahui awal pertumbuahan pohon saman tersebut,yang pada waktu itu terkenal angker ( gawat ) dan keberanian masyarakat muncul ketika mau dimanfaatkan untuk membangun masjid,ahirnya pohon samanpun ditebang.
Ada kejadian yang tidak biasa pada saat penebangan pohon saman tersebut yaitu Tukang tebang dan masyarakat menyaksikan sediri bahwa pada saat itu waktu menunjukan sudah masuk waktu sholat Duhur ( kira-kira jam 12 siang ) kayu saman di tebang potong menggunakan mesin sinso dan ditarik oleh banyak orang tidak mau roboh/tumbang, padahal hanya tinggal beberapa centimeter saja ( hampir putus ) pohon saman yang sudah tertebak/dipotong siku ( lumrahnya pohon pasti sudah tumbang ) ahirnya tukang tebang dan masyarakat menyerah untuk istirahat dan sholat duhur dulu.
Nah kira - jam 2 siang tukang tebang bersama masyarakat datang kembali ketempat kayu saman untuk kembali menumbangkan dan apa yang terjadi adalah : kalau tadi sebelum pada istirahat pohon saman ditarik banyak orang tidak roboh tapi saat kembali ditarik untuk yang ke 2 X nya hanya oleh beberapa orang ( jauh lebih sedikit dari jumlah penarik pohon saman pada saat sebelum istirahat ) tanpa melalui proses yang lama dan sulit ( tanpa dipotong lagi ) ahirnya Pohon saman pun tumbang.

Berikutnya Kayu Saman langsung di proses untuk membuat bahan bangunan untuk Masjid.
Tanpa proses yang lama juga ahirnya Masjid Berdiri dan diberi nama Masjid Nurul Hidayah.
Paska penebangan Kayu Saman ( menjelang berdirinya Masjid Nurul Hidayah pada tahun 2005 hingga tahun 2007 banyak terjadi geganjilan di masyarakat.Ada beberapa orang dari masyarakat yang merasa didatangi oleh orang asing yang memakai pakaian ihram baik melalui mimpi maupun dalam keadaan bersadarkan diri yang dimana intinya memberikan informasi bahwa masyarakat harus bertanggungjawab atas penebangan kayu saman yang sudah dilakukan bersama yang di pimpin oleh Bapak Kaum Jumadi.

Bapak Kaum Jumadi adalah seorang Ulama Desa,seorang Kiyai Kampung,seorang pemimpin umat yang baik,ramah,sederhana dan  sangat disegani oleh umat masyarakat setempat.
Beliau Bapak Ky Jumadi  juga merupakan   satu diantara beberapa guru ngaji saya di desa waktu kecil dulu.
Pada saat yang tidak begitu lama,sekitar beberapa hari kemudian setelah penebangan kayu saman berhasil dikerjakan bersama oleh warga setempat,beliau Bapak Ky Jumadi,seorang Kaum ( Kaur Kesra ) sekaligus seorang pemimpin umat yg sangat disegani mulai merasakan tidak enak badan atau sakit ringan, yang kemudian pada ahirnya merebah menjadi sakit berat sampai diberobatkan dimana-mana baik secara medis dan non medis di beberapa tempat rumahsakit maupun panti pengobatan alternatif,tapi sakitnya tidak kunjung sembuh pula,bahkan sempat di cek-up segala tidak diketemukan adanya gejala penyakit,hingga pada suatu ketika beliau bp Ky Jumadi  dengan masih menahan rasa sakitnya beliau menemui saya. 
Inti ceritanya demikian : 
Pada waktu itu tahun 2007 tepatnya pada 3 hari menjelang 1 ramadhan, belia Bp Kaum jumadi menemui saya untuk menyampaikan sebuah pesan yaitu memerintah saya mendatangi atau berziarah di tempat bekas kayu saman yang sudah ditebang buat pembangunan masjid.
Pada saat itu memang saya beserta teman-teman jamaah masjid yang baru itu berniat untuk melakukan ziarah bersama ke makam Mbah Ky Ahmad Saefandi ( ayah dari Bp Ky Jumadi ) yang tempat makamnya berada di sebelah timur tidak jauh dari bekas penebangan kayu saman tersebut.


 bersambung.......


Mengenal Sosok Syekh Maulana Nurul Duhur.

Sejarah Pemugaran Makam Syekh Maulana Nurul Duhur.


Kisah Perjuangan Syekh Maulana Nurul Duhur.


Wasiat,Benda Peninggalan serta Petilasan Syeh Maulana Nurul Duhur.

Legenda sejarah Mula-Buka (Awal-Mula) Desa Entak,Ambal,Kebumen,Jawa Tengah.
 



2 komentar:

  1. Kurang lengkap cerita ne pak ,,,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih masukabya.
      Iki ulih critane anu kur nguping , ya nang kana kene mesthi akeh kekurangane , mulane kanggone para sedulur winasis sing luwih permana monggo crita niku di lengkapi mawon

      Hapus